English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 25 November 2010

Failure Vs Farewell

Kegagalan demi kegagalan membuat kita resisten terhadap resiko kegagalan itu sendiri. Apakah kegagalan adalah hal yang paling kita takuti dalam hidup ini? atau ada hal yang lebih menakutkan lagi?

Sebuah cerita inspirasi akan membuat kita tidak akan pernah takut akan kegagalan :

Seorang bocah yang dulu asyik bermain kelereng, layang-layang dan petak umpet kini tak tampak lagi di sebuah desa yang jauh dari hirup pikuk perkembangan kota yang pesat. meninggalkan keluarga, sahabat dan seorang wanita yang menjadi cinta pertama nya. Demi mengejar impian di ibu kota untuk menjadi seorang yang sukses. Dan membawa kembali kesuksesan itu ke kampung halaman nya.

Namun langkah itu tidak semudah memanjatkan doa kepada Tuhan, ada waktu yang membatasi nya. Untuk pertama kali nya dia gagal ketika tidak lulus memasuki universitas impian nya. Air mata tiada henti mengirinya sebelum tidur, menyalahkan Tuhan dan keadaan. Namun itu tidak lama terjadi, dia bangkit dari kegagalan nya dengan mencari jalan alternatif lain. Dalam waktu 4 tahun, dia lulus mengambil gelar sarjana. masuk di sebuah perusahaan asing dan dalam waktu singkat dipromosikan sebagai kepala bidang. dalam pertengahan usia  dewasa, untuk sebuah hidup layak di ibu kota telah dimiliki nya.

Tantangan menguji ketabahan nya lagi, perusahaan itu bangkrut dan terjadilah PHK secara global. Dengan berbekal pesangon, dia membuka sebuah usaha kecil-kecilan dan gagal. Dirinya termotivasi ketika ikut bergabung di sebuah MLM, namun dia tetap gagal dan sampai lah dia di titik frustasi, ketika sang kekasih mendesak untuk segera dinikahi. Dengan sebuah janji, dia berharap semua masih dapat dikendalikan nya.

Untuk yang kesekian kali, dia membangun kembali ambisi nya. Tanpa takut bayangan kegagalan dia berani mengambil resiko yang sangat besar. Dan untuk kali ini, Tuhan berpihak pada nya dalam waktu yang panjang, dia berhasil membangun impian, membuka cabang usaha dan menjadi orang besar yang sukses.

Dia kembali ke desa kecil itu, membawa janji untuk membahagiakan keluarga dan segera menikahi kekasih setia nya yang disambut dengan haru. Tetapi haru itu tiba-tiba menjadi diam, ketika sang kekasih tak hadir menyambut. Sebuah pesan berbentuk surat disampaikan berisikan kalimat "selamat tinggal" karena dia memutuskan menikah dengan pria lain.

Akhirnya pria itu jatuh sakit dan dia tidak pernah kembali ke kota, sampai akhir nya meninggal dunia. Analogi ini mendeskripsikan bahwa sesungguhnya kita adalah makhluk yang kuat melewati kegagalan namun sering kita lebih lemah ketika mengalami perpisahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More