Di sebuah desa para kucing yang hanya sesekali diselimuti musim panas, terdapat sebuah rumah megah yang tua tidak terawat. Pada suatu hari seekor anak kucing yang seharian bermain di jalanan tersesat dan menemukan rumah tua itu. dengan keempat kaki nya yang mungil, dia berlari menaiki empat anak tangga sebelum masuk ke dalam ruangan utama yang sepi. Dia berjalan-jalan mengelilingi setiap ruang untuk mendapatkan permaian baru yang menarik hati nya. Namun tiba-tiba langkah nya terhenti, dia menemukan sebuah ruang tertutup dengan sedikit celah yang bisa dimanfaatkan untuk melirik ke dalam ruangan tersebut.
"Seperti nya menarik" pikir anak kucing itu. Perlahan dia memasukan kepala nya untuk mengukur apakah celah itu dapat dimasuki oleh tubuh nya. Oh ternyata pintu itu bergeser perlahan sehingga mudah bagi nya untuk segera tahu isi dalam ruangan itu. Langkah nya sedikit tertahan ketika ada keanehan yang didapati nya. ruang itu penuh dengan cermin bahkan ada ribuaan jumlah nya. Dia melanjutkan langkah nya untuk mendekati beberapa cermin. Alangkah kaget diri nya, dia dapat melihat kucing di dalam cermin itu. Dia mengendus ke arah cermin untuk meyakinkan diri bahwa dia tidak sendiri di sana. Dan dia bertambah kaget ketika kucing yang berada di cermin itu juga mengendus ke arah nya. Dia mencoba menyentuh cermin dengan kaki depan nya, dan bayangan kucing itu juga memperlihatkan gerakan yang sama. Mereka terlihat seperti dua ekor anak kucing yang sedang bersentuhan jemari. Anak kucing itu masih penasaran, dia berbalik dan melihat ke sekeliling nya dan ternyata ada banyak anak kucing yang juga menirukan gerakan nya. Dia mengulang-ulang gerakan dan semua mengikuti nya, hingga ia kelelahan dan terduduk sambil tersenyum diikuti orang bayangan yang sama.
Si anak kucing terlihat sangat bahagia. Sebelum meninggalkan rumah tua itu, dia berniat dalam hati bahwa suatu hari nanti dia akan kembali ke rumah tua itu dan akan memastikan ribuan anak kucing yang bersama nya tadi akan tetap tersenyum bermain dengan dirinya.
Beberapa waktu kemudian, datang lagi seekor anak kucing yang lain nya. Dia tertarik untuk masuk ke dalam rumah tua yang sama. Setelah berkeliling ruang dan mencoba semua permainan yang ditemukan, akhir nya dia menemukan sebuah ruang yang sama dengan yang ditemukan anak kucing sebelum nya. Hal pertama yang dirasakan nya pun tidak jauh berbeda dengan anak kucing sebelum nya. Hanya saja, dia terlihat sangat kaget ketika melihat ada ribuan kucing yang juga sedang kaget seperti dirinya. Bulu punggung nya naik dan kumis nya mengencang sambil mengendus-endus ke sisi cermin, dan betapa marah nya dia karena anak kucing yang dilihat nya juga sedang mengendus ke arah nya dengan bulu punggung yang naik dan kumis mengencang. Anak kucing itu pun mempertahankan diri sambil mengerang marah "arrrrrrrgh...", kucing lain pun membalas marah dengan ekspresi yang sama. Kaget dengan perlawanan yang dilihat nya, si anak kucing perlahan mundur dan mundur sampai dia menabrak cermin yang lain nya. Dia syok dan melompat, serentak semua cerminan anak kucing ikut melompat bersama nya. Pikiran nya terlihat kacau dan dia pun buru-buru mencari pintu keluar.
"Tempat yang sangat menyeramkan" pikir nya dalam hati. Sebelum meninggalkan rumah tua itu, dia berniat tidak akan kembali lagi ke dalam rumah itu. Rumah yang penuh dengan hal-hal yang buruk, dan sangat tidak nyaman.
Ini adalah sebuah gambaran saja, bahwa sikap lingkungan terhadap kita adalah cerminan dari sikap atau perbuatan yang kita lakukan juga. Jangan pernah menuntut hal baik datang dari orang lain lebih dahulu melainkan kita harus awali dari diri kita terlebih dahulu. Sikap positif yang kita lakukan akan mendatangkan pengaruh positif juga dari lingkungan dan begitu pun sebalik nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih